Kamis, 18 November 2010

PERAN FILSAFAT DALAM AKTIVITAS JASMANI

PENDAHULUAN
Filsafat memang bukanlah ilmu yang kerapkali banyak dibicarakan oleh banyak kalangan. Hal ini mungkin banyak orang yang menganggap mempelajari filsafat hanya membuang-buang waktu karena ilmu ini dianggap rumit untuk dipelajari, bahkan ada yang menganggap ilmu ini berbahaya dan subversif untuk dipelajari. Menurut saya itu hanyalah pandangan sekilas dari orang-orang yang tidak tahu arti pentingnya dari ilmu filsafat. Kita lihat saja fenomenanya banyak orang-orang yang berjasa dalam berbagai bidang karena pemikirannya yang akhirnya orang tersebut menemukan hal yang berguna bagi kehidupan orang banyak. Penemuan-penemuan tersebut sebenarnya mereka tenukan karena mereka mampu mengeritisi setiap perihal yang mereka temukan dalam kesehariannya. Jadi boleh dikatakan filsafat sebenarnya menjadi suatu hal yang penting karena perubahan-perubahan di dunia berawal dari ilmu filsafat. Jadi setiap insan sebenarnya adalah seorang filsuf dikala menemukan masalah-masalah yang rancu sehingga membuat ia merasa perlu berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Memang untuk mampu berfikir secara kritis tidaklah mudah semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan kesabaran untuk mencapai hasil yang maksimal.
Jika mengaitkan filsafat dengan pendidikan jasmani, saya merasa jika ilmu filsafat mengambil peran penting. Filsafat yang di Yunani berarti cinta akan kebijaksaan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip olahraga, seperti aturan fair play. Hal ini berkaitan dengan ilmu filsafat dikarenakan dalam dunia olahraga aturan fair play dibuat agar para olahragawan mampu bertindak secara sportif sesuai dengan prinsip-prinsip olahraga yang mengarahkan agar terciptanya keadilan dan kebijaksaan di dalam olahraga. Hal inilah yang harus diemban oleh setiap orang yang ingin berprestasi dalam olahraga tidak perlu melakukan hal-hal curang seperti pemakaian doping atau melakukan hal-hal yang jauh dari kata sportif dalam olahraga.
ISI KAJIAN
Di dalam era globalisasi sekarang ini, kita semakin jarang mendengar sesuatu hal berbau filsafat. Entah itu dikarenakan pikiran manusia yang semakin larut termakan zaman hingga masuk ke dalam kompetisi di era globalisasi ini hingga melupakan atau bahkan tidak mengetahui dengan yang dinamakan filsafat, atau menganggap filsafat hanya sebagai perihal yang tidak penting dan sia-sia untuk dibicarakan. Memang, jika kita berbicara atau menyinggung sedikit pembicaraan kita mengenai filsafat kepada orang lain, mungkin lebih banyak orang yang menghindar daripada orang yang tanggap terhadap pokok bahasan filsafat. Banyak orang awam menganggap filsafat sebagai hal yang sukar untuk dicerna oleh pikiran manusia dikarenakan isinya yang penuh dengan perkara yang boleh dikatakan rumit untuk dimengerti. Terlebih jika filsafat telah diklaim hanya membuat orang menjadi gila bahkan ada yang mengatakan filsafat dianggap berbahaya dan subversif. Saya berpendapat, yang menyebabkan filsafat dirasa difficult atau sukar, karena di dalam memahami atau belajar filsafat, seseorang dituntut untuk mampu berpikir secara kritis, yang artinya orang harus mampu berpikir melalui dalam membahas persoalan. Tetapi saya rasa dibalik itu semua, saya berpikir ada poin-poin yang bermanfaat di dalam mempelajari filsafat, diantaranya adalah dapat mendorong rasa keingintahuan seseorang dalam menjalani kehidupan serta dengan mempelajari filsafat dapat juga melatih seseorang sedikit demi sedikit menjadi lebih kritis untuk peka terhadap setiap persoalan di sekelilingnya sehingga perlahan akan mengembangkan karakteristik seseorang menjadi lebih bijaksana serta akurat dalam mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika membaca buku “Filsafat Untuk Pemula” dari Richard Osborne 2001, pada halaman pertama dikatakan oleh seorang filsuf “lebih baik melakukan sesuatu daripada tidak melakukan atau berbuat sesuatu”. Mungkin jika diamati sekilas penggalan kalimat tersebut, perkataan filsuf tersebut sangat aneh dan tidak masuk akal, karena walau bagaimanapun juga, berbuat sesuatu yang buruk tetap menyalahi aturan atau yang lain. Tetapi menurut saya, jika menelaah lebih dalam lagi kalimat tersebut, saya beropini bahwa filsuf tersebut ingin menyampaikan jika seseorang melakukan perbuatan, entah itu dinilai baik atau buruk, sejatinya orang tersebut telah mendapat pelajaran baik disadari atau tidak, tetapi yang pasti akan dirasakannya dalam kehidupan orang tersebut. Jadi memang benar apa yang telah dikatakan oleh filsuf tersebut, walaupun rancu memang jika dicermati sepintas.
Filsafat sangat dekat dengan perdebatan-perdebatan karena adanya dua opini berbeda dalam satu permasalahan. Saya ambil contoh dari buku “Filsafat Untuk Pemula” `di halaman kedua. Disitu dituliskan bahwa Marx dan tokoh-tokoh lainnya telah menyatakan tentang kematian filsafat. Sehingga membuat filsuf profesional termasuk Gramsci dari Italia mengatakan “setiap orang dalam arti tertentu adalah seorang filsuf”. Saya rasa benar dengan apa yang dikatakan oleh Gramsci jika seseorang dapat menjadi filsuf walaupun hanya dalam batasan tertentu atau hanya dalam kehidupan pribadinya saja. Tetapi jauh sebelumnya dikatakan oleh Plato bahwa “segalanya akan beres jika para filsuf memerintah dunia”. Mungkin yang dimaksudkan oleh Plato disini lebih dikhususkan kepada para filsuf-filsuf professional bukan arti umum yang ditunjukkan kepada semua orang seperti diungkapkan oleh Gramsci. Menurut saya dengan apa yang disampaikan Plato kurang tepat, karena biasanya filsuf hanya memikirkan secara logika maupun ego mereka dan hanya sedikit melihat riil keluar, sehingga saya rasa jika para filsuf yang memerintah dunia hanya membuat keadaan wilayah yang mereka ampu menjadi lebih krisis karena para filsuf tersebut lebih banyak berperang mempertahankan opininya daripada memikirkan nasib rakyat, sehingga keadaan tidak balance atau seimbang karena tidak terjadi acceleration atau kesinambungan di dalamnya.
Seperti halnya dengan revolusi, loncatan-loncatan besar yang terjadi di segala bidang, terutama di bidang IPTEK dan Sains. Perubahan yang sangat cepat ini memang bermula dari hasil pemikiran daya imajinatif yang menghasilkan kreatifitas sehingga membuat pekerjaan yang dijalani oleh manusia semakin mudah dan ringkas. Saya ambil contoh dengan munculnya Internet. Dengan pengembangan IPTEK yang kian cepat, untuk mengetahui keadaan belahan dunia, kita tidak perlu bersusah payah dating ke Negara tersebut, namun kita hanya perlu koneksi dengan internet dan hanya mellakukan browsing. Itu hanyalah contoh kecil dari sebuah karya yang bermula dari pemikiran manusia. Saat saya mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh UNY beberapa waktu yang lalu, saya membaca artikel Pengantar Pengembangan Kreatifitas oleh Bpk. Siswantoyo. Di dalamnya dijelaskan bahwa kemampuan untuk berkreativitas sangat penting di dalam proses kehidupan manusia . Bahkan dengan kreatifitas, manusia mampu melahirkan karya-karya spektakuler di dalam mewarnai kehidupn umat manusia, sebut saja Bill Gate si raja Microsoft, J.K Rolling dengan novel Harry Potter, Ary Ginanjar dengan ESQ (Emotional & Spiritual Question),Penulis Pramuda Anatatur dengan karya-karyanya yang tak lekang oleh waktu, Penyanyi Krisdayanti, Melly Goeslaw, Seniman Titik Puspa, dll. Ini semua membuat saya lebih mengerti tentang adanya suatu ide atau inovasi yang berasal dari daya imajinatif seseorang, mampu menghasilkan sebuah karya yang salah satu dampaknya ialah menambah inkam pemasukan orang tersebut.
Jika ditelaah lebih dalam, saya berpaendapat jika filsafat memiliki hubungan yang erat dengan kreatifitas. Gordon Dryden (2000 : 185) dalam bukunya Revolusi Cara Belajar mengatakan bahwa “Suatu ide adalah kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Tidak ada elemen baru, yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru”. Jika mengkaitkan hal tersebut dengan filsafat, saya merasa jika para filsuf terdahulu banyak yang mempelajari tentang karya, ide maupun pemikiran dari para filsuf di belakangnya. Sehingga pemikiran yang dikeluarkan menjadi lebih berbobot dan lebih maju dibandingkan dengan para filsuf dibelakangnya. Selain itu saya berpendapat jika pemikiran atau ide dari satu orang filsuf disanggah sehingga melahirkan pro-kontra oleh beberapa orang filsuf di depannya. Jadi kesimpulan saya setelah membaca buku Filsafat Untuk Pemula dari Richard Osborn, ilmu filsafat sangat berpengaruh sekali dengan perkembangan yang terjadi di dunia ini.
Pada buku Filsafat Untuk Pemula dari Richard Osborn Halaman 67, seorang Filsuf bernama Francis Bacon bersemboyan “Knowledge Is Power” (pengetahuan adalah kekuasaan). Menurut saya dengan apa yang dingkapkan oleh Frncis Bacon adalah pengetahuan menjadi sebuah lambang dari perkembanagn revolusi peradaban zaman. Dengan ilmu pengetahuan seorang saintis mampu menciptakan berbagai penemuan entah itu penemuan yang membawa manfaat dan tidak jarang yang menimbulkan bencana dan malapetaka bagi umat manusia. Bahkan di dalam peperangan, pengetahuan yang menempati tahta tertinggi untuk mencapai kemenanangan. Selain itu pengetahuan merupakan suatu aspek penting dan mengambil andil dalam revolusi industry, dimana para Negara Adikuasa saling berkompetisi untuk bersaing dalam mencari inovasi-inovasi untuk mencapai kekuasaan.
Francis Bacon juga menyatakan “Bila manusia mulai dengan kepastian, ia akan berakhir dengan keraguan. Tetapi bila ia puas untuk mulai dengan keraguan, ia akan berakhir dengan kepastian. Menurut saya dengan semboyan itu ialah, jika seseorang yakin dan puas dengan apa yang dicapainya walaupun belum tentu benar dan ia tidak belajar kembali untuk meneliti kekurangan untuk mencapai perkembangan dari dirinya orang tersebut akan mengalami kemunduran dari hasil yang didapatnya, tetapi jika seorang manusia selalu belajar dari pengalamannya, hasil akhir yang ia dapatkan adalah kepastian dan kemantapan di dalam dirinya. Hal ini sangat diilhami betul oleh Bapak Filsafat modern yaitu Rene Descrates. Dari buku Filsafat Untuk Pemula halaman 70 dijelaskan bahwa Descrates mulai dengan penuh keraguan sehingga ia selalu menolak sesuatu yang telah diajarkan kepadanya dan mencari dasar kepastian di dlam kemampuan rasionalnya sendiri. Sehingga Descrates mampu mensisihkan pikiran-pikiran dari filsuf-filsuf terdahulu sehingga ia mampu menyusun suatu sistem pengetahuan yang mantap. Melalui dengan apa yang dipaparkan mengenai Descrates, saya setuju bila Descrates disebut sebagai Bapak Filsafat Modern. karena dengan pikiran dan cara pandang mempelajari filsuf-filsuf sebelumnya, Descrates mampu membawa wawasannya bahkan dijelaskan pula bahwa impian Descrates tersusun secara sistematis dan dapat diingat dengan rinci, yang berarti kemampuan berpikirnya yang abstrak mampu dimengerti secara riil oleh orang banyak sehingga bermanfaat.
Ilmu filsafat menurut saya sangat perlu dipelajari, terlebih setelah mempelajari ilmu filsafat, saya berpendapat jika filsafat bermanfaat dapat membuka wawasan bagi orang yang mempelajarinya, karena di dalamnya kita diarahkan untuk membuka setiap pikiran kita untuk mengkritisi setiap problem yang terjadi di sekitar kita, sehingga dapat membuka wawasan yang terjadi di sekitar kita dan dapat mengantar kita untuk memperbaiki masalah di sekitar kita. Selain itu, dengan mempelajari filsafat dari berbagai sudut pandang lain, akan memberikan pandangan kepada kita untuk mampu melihat ke depan tanpa melupakan dan meninggalkan yang berada di belakangnya atau kehidupan yang pernah dijalani seseorang. Dengan kata lain. Ilmu filsafat sangatlah baik dan perlu dipelajari karena sengan mempelajari filsafat, seseorang akan terbiasa untuk dapat menelaah setiap permasalahannya yang adanya dan dapat menilai setiap yang telah dijalaninya. Dengan kata lain, ilmu filsafat merupakn salah satu unsur yang perlu dipelajari dan dipertahankan, karena ilmu ini dapat memberikan banyak akspek positif bagi masyarakat.
Sebagai mahasiswa ilmu keolahragaaan, saya akan sedikit membahas tentang pendidikan jasmani jika dilihat dari sudut pandang filsafat. Dari sisi aspek sosial mungkin pendidikan jasmani hanyalah dianggap hal sepele sebagai selingan dalam suatu pembelajaran. Saya beragumen, mungkin ada segelintir masyarakat yang menganggap pendidikan jasmani tidak tepat jika dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran, karena mempelajari pendidikan jasmani hanyalah menyita waktu untuk melakukan pembelajaran lain yang bersifat secara teori dan diajarkan di dalam kelas tanpa mengandalkan fisik. Sehingga timbul pertanyaan, Apakah mungkin nantinya pendidikan jasmani dihapuskan dalam kurikulum pembelajaran sekolah ?. Hal tersebut jika ditinjau dari orang awam yang tidak mengetahui seluk beluk serta manfaat dari proses pendidikan jasmani, pasti lebih banyak orang yang setuju jika pendidikan jasmani dihapuskan dari kurikulum pendidikan sekolah daripada orang yang menolaknya. Tetapi jika seseorang setidaknya mengerti manfaat dari pembelajaran penjas tanpa harus menjadi orang yang aktif dalam kegiatan penjas, saya berpendapat, orang tersebut tidak akan menerima dengan mudah jika pendidikan Penjas di hapuskan.
Saya sendiri sangat menolak jika pendidikan jasmani dihapuskan dari kurikulum pendidikan disekolah. Hal ini berkenaan dengan manfaat yang di peroleh dari kegiatan Jasmani tersebut. Saya mengambil contoh di luar unsur pendidikan.Misalnya saja kegiatan Penjas dalam membantu masa penyembuhan pasca operasi. Melalui terapi-terapi khusus yang di dasari kegiatan jasamani, bukan hal yang mustahil jika prosentasi positif yang di dapat akan menunjukkan signifikan yang lebih baik daripada tanpa melalui terapi tersebut. Jadi jelas terlihat sekali jika kegiatan Penjas tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia.
Di dalam jalur atau unsur pendidikan itu sendiri, pendidikan penjas sangatlah baik diterapkan kepada semua peserta didik, selain membantu perkembangan fisik motorik seorang peserta didik, juga dari kepribadian peserta didik itu sendiri. Jika dibandingkan, siswa yang sering melakukan kegiatan jasmani akan terlihat lebih aktif di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, lebih berkonsentrasi dalam mengikuti setiap arahan dan menjawab tugas dibandingkan dengan siswa yang jarang melakukan kegiatan jasmani. Selain itu, manfaat lain yang di dapat dengan mempelajari pendidikan jasmani adalah dapat mengurangi kejenuhan dan rasa penat dalam diri siswa. Karena di dalam mempelajari pendidikan Penjas, siswa akan melakukan gerakan-gerakan yang menimbulakn reaksi positif sehingga mampu menstimulun otak menjadi lebih refresh. Sulit dibayangkan jika pendidikan Penjas dihapuskan dari kurikulum pendidikan. Pasti tidak akan tercipta suatu prestasi yang menonjol dalam diri siswa, walaupun diadakan penambahan jam mata pelajaran yang lain.Karena siswa terus-menerus dituntut untuk berpikir tanpa adanya gerakan-gerakan aktif yang merelaksasi kerja otak. Selain itu, dengan adanya pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah, sedikit demi sedikit akan memotivasi para peserta didik akan pentingnya olahraga di dalam membentuk jiwa manusia serta memberikan kesehatan baik dari fisik maupuan rohani, sehingga para siswa nantinya di dalam kehidupan kesehariannya akan termotivasi untuk melakukan aktivitas jasmani di luar aktivitas belajarnya. Pendidikan jasmani juga dapat memberikan efek positif lain, dengan adanya pendidikan jasmani yang dilaksanakan oleh para peserta didik setidaknya juga akan mendorong siswa untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik di dalam menjalani aktivitasnya. Dengan kata lain, jika seorang siswa melakukan kegiatan jasmani dan mempraktekannya di rumah sehingga ia terbiasa untuk melakukan kegiatan jasmani tersebut, maka ia tidak akan mudah masuk pada hal-hal yang membawanya kepada pergaulan yang tidak baik yang ada dalam kehidupnnya di dalam masyarakatnya.
Jadi jelas sekali, kurikulum pendidikan jasmani tidak bisa dihapuskan dalam kurikulum pembelajaran. Karena justru dengan menghapus kegiatan jasmani di lembaga pembelajaran, akan menimbulkan banyak kerugian yang didapat khususnya bagi perkembangan peserta didik. Jika ditelaah lebih dalam lagi, selain menimbulkan kerugian bagi para peserta didik, apabila kurikulum Penjas di hapuskan akan menimbulakan kerugian besar yang akan diderita oleh masyarakat luas. Contoh saja, akan megurangi mata pencaharian. Entah apa yang terjadi jika tiba-tiba pembelajaran dihapuskan dari kurikulum sekolah, jelas-jelas akan menimbulkan kerugian yang di derita oleh para guru Penjas. Mereka secara otomatis akan menjadi pengangguran dan kehilangan mata pencaharian, sedangkan guru penjas di Indonesia bukan hanya ada satu maupun dua, tetapi ada ribuan, bahkan jutaan. Sungguh ironis sekali jika hal tersebut terjadi. Bukan hanya itu, jika hal tersebut benar-benar terjadi, akan menimbulkan bagi para mahasiswa yang sedang menjalani kuliah sebagai calon guru penjas. Ilmu yang didapat, material yang telah dikeluarkan, akan menjadi sia-sia belaka. Dan yang paling rugi jika hal itu sendiri bukanlah pemerintah semata, tetapi semua aspek masyarakat, karena dengan menghapus kurikulum Penjas, sama saja membunuh SDM yang berada di negeri tersebut, karena walau bagaimanapun juga seperti yang telah saya sampaikan tadi, kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan-kegiatan Jasmani, sehingga dapaat disimpulkan bahwa kegiatan Penjas mengambil andil besar dan pokok di dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya pendidikan jasmani, entah bagaimana jadinya suatu SDM di suatu negara manapun.
Kegiatan Penjas yang baik harus dimulai dari usia dini, jadi sebaiknya memang pendidikan jasmani dimulai dari masa kanak-kanak. Selain sebagai pengembangan fisik yang lebih matang jika pendidikan jasmani dilakukan dari masa kanak-kanak, potensi-potensi yang timbul dari kegiatan olahraga tersebut sudah dapat terdeteksi dari masa kanak-kanak tersebut. Sehingga jika telah diketahui potensi anak tersebu, akan semakin mudah untuk mengasah kemampuan anak tersebut, sehingga ke depannya akan menghasilkan prestasi. Jika di kaitkan dengan pendidikan jasmani, sungguh sangat tepat jika pendidikan jasmani diletakkan ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah, dimulai dari usia kanak-kanak atau sekolah dasar. Jika hal tersebut mampu berjalan tanpa menimbulkan kontrovesi yang menyebakkn dihapusnya kurikulum pendidikan jasmani, seperti yang telah saya sampaikan tadi, akan banyak prestasi yang tercetak dari diri anak bangsa, khususnya bangsa Indonesia untuk mengharumkan nama bangsanya lewat olahraga. Karena olahraga adalah suatu cara yang efektif untuk mengharumkan nama bangsa di dunia. Selain itu olahraga adalah suatu cara yang paling aktif untuk mengembangakan nilai moral, sikap sehingga mampu membangun bangsanya menjadi lebih kokoh karena pendidikan Penjas mampu memicu perkembangan organic, intlegensi, emosi, sehingga warganegara pun akan berkembang, baik secara fisik, mental, dan rasa sosial yang lebih baik.
Jika kita amati secara seksama, mungkin kita mengetahui adanya timbal balik, dunia olahraga dengan pemakaian doping. Di dalam dunia olahraga, sudah sering kita dengar dengan apa yang dinamakan doping. Doping sendiri merupakan sesuatu hal yang dianggap tidak etis oleh sebagian besar organisasi – organisasi internasional olahraga. Hal ini didasarkan pada efek –efek buruk yang akan dihasilakan jika seseorang atlit melakukan dopping. Walaupun jika boleh dikatakan, masih banyak para atlit-atlit profesional yang menggunakan doping sebagai cara pintas guna mendongkrak prestasinya. Hal ini menunjukkan bahwa atlit tersebut tidak merapkan fair play di dalam dirinya, karena demi sebuah kemenangan, mereka menggunakan obat-obat terlarang baik secara langsung ataupun melalui transfusi darah yang ironisnya bertentangan jauh dengan tujuan dari prinsip olahraga itu sendiri.
Jika diamati secara seksama, sebenarnya penggunaan doping itu sendiri memang berhak untuk diharamkan dan dihapuskan dari dunia olahraga. Hal ini dikarenakan karena jika seseorang atlit memenangkan suatu kompetisi olahraga tetapi dirinya menggunakan doping, berarti ia menodai karirnya sendiri, karena ia tidak menggunakan skillnya secara maksimal untuk mendapatkan prestasi dan tentu saja prestasi yang ia dapatkan bukanlah suatu hal yang patut dipuji atau bisa dibanggakan. Jika doping yang ia lakukan dapat dilacak, justru akan menimbulkan rasa malu bagi orang yang memakainya dan mungkin saja karirnya akan berakhir begitu saja jika ia terdektesi melakukan doping dan dikeluarkan dari cabang olahraga yang diambilnya.
Menurut pendapat saya, orang yang melakukan doping, bukan mengejar kemajuan dari skill atau kemampuan yang dimilikinya untuk diadu di dalam kompetisi yang sehat, tetapi semata-mata hanya mengejar popularitas dan materi semata. Tetapi jika orang tersebut terdektesi dalam memakai doping, hal setimpal juga akan diterimanya, diantaranya adalah turunnya popularitas. Orang yang memakai doping hanyalah orang yang telah putus asa dan tidak percaya akan kemampuannya, sehingga orang tersebut mengambil jalan pintas dengan memakai doping.tapi yang perlu diketahui, dengan memakai doping tidak 100 % menjamin seseorang berhasil di dalam bidang olahraga yang diambilnya,itu semua kembali dari usaha mencari kemajuan dari dalam dirinya dengan hal-hal yang positif . Jadi sebenarnya tidak ada manfaat dari pemakaian doping itu sendiri.
Sebaiknya langkah-langkah untuk menghapuskan tradisi doping harus dimulai dari penyampaian di dalam pendidikan jasmani. Artinya bahaya dari doping itu sendiri harus disampaikan kepada murid-murid sekolah sejak dini. Sesuai dengan prinsip olahraga yang sesungguhnya, olahraga seharusnya dilakukan secara sportif untuk membentuk kepribadian yang sehat. Dengan adanya doping, hasil dari olahraga sebenarnya tidak dapat ditunjukkan karena doping hanya merusak citra olahraga yang sesungguhnya. Dengan adanya pengetahuan dini tentang bahaya doping, seorang anak diharapkan mampu melaksanakan kegiatan berolahraga dan berkompetisi dengan kemampuan murni dari dalam dirinya, selain itu dengan pengetahuan dini tentang doping, seseorang mampu bersungguh-sungguh di dalam berolahraga. Dan tentu selain pembelajaran tentang doping, juga harus ada pembinaan yang lebih di dalam olahraga khususnya dari faktor psikologinya, sehingga mampu menimbulkan sugesti bahwa setiap orang mampu berprestasi tanpa harus melakukan doping.
Memang untuk menghapus doping dari dunia olahraga tidaklah mudah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu perhatian khusus serta sosialisasi yang tepat untuk menanggulanginya. Sebagai contoh penyelenggaraan suatu event olahraga dengan tema anti doping atau sebagainya, atau langkah dari atlit-atlit profesional yang turun langsung memberikan sosialisasi tentang bahaya doping. Selaian itu perlu adanya kesadaran yang tinggi akan bahaya doping, karena tanpa adanya kesadaran yang timbul dari diri seseorang, sulit sekali rasanya menghapus tradisi doping dari dunia ini. Oleh sebab itu, selain adanya sosialisasi tentang bahaya doping, juga sebaiknya diikuti tentang adanya usaha guna menumbuhkan motivasi serta kesadaran untuk tidak lagi menggunakan doping. Jika hal tersebut mampu dilaksanakan dengan baik, mungkin suatu hari nanti, prestasi yang dihasilkan dari seorang atlit dapat membanggakan tanpa harus menggunakan doping sehingga citra olahraga di mata masyarakat umum dapat dipandang secara baik dari segi nurani olahraga tersebut. Jadi kesimpulan yang di dapat adalah doping bisa dicegah jika ada kesadaran dari atlit itu sendiri, jika ia masih mempunyai jiwa fair play di dalam dirinya, tidak akan mudah bagi dirinya untuk mempergunakan doping.

KESIMPULAN
Filsafat bukan sekedar ilmu sekunder yang hanya dijadikan sebagai pelengkap dari ilmu-ilmu lain. Dengan ilmu filsafat seseorang belajar untuk terbiasa berfikir dalam sebuah konflik atau permasalahan yang timbul dari kehidupannya sehari-hari sehingga mampu keluar dari permasalahannya tersebut. Jika kita mempelajari filsafat dan mempelajari pengalaman para filsuf, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap oarng yang ada di dunia ini sebenarnya dapat menjadi seorang filsuf atau bisa dikatakan setiap orang di dunia ini sebenarnya dapat berpikir untuk mengkritisi setiap permasalahan yang ditemui dalam kehidupannya walaupun dalam konteks yang kecil. Jadi jika ada yang mengatakan bahwa ikmu filsafat merupakan ilmu yang berbahaya dan subversif, itu semua bisa dikatakan tidak tepat, karena semua perubahan dalam perjalanan waktu dunia ini hingga menimbulkan zaman revolusi maupun globalisasi itu semua berawal dari pikiran orang yang berarti ada peran ilmu filsafat di dalamnnya.
Ilmu filsafat di dalam pendidikan jasmani bisa dijadikan sebagai acuan untuk memberikan asupan tentang cara untuk membentuk SDM yang sehat tanpa harus meninggalkan norma-norma yang bisa merusak moral dari orang yang menjalani aktifitas jasmani. Untuk itulah dibuat aturan fair play di dalamnya. Dengan adanya aturan fair play, setiap orang yang melaksanakan suatu aktifitas jasmani harus bertindak secara sportifitas di dalam menjalaninya, selain itu dengan adanya aturan fair play di dalam olahraga seharusnya tindakan memakai doping dapat dihindari. Hal ini disebabkan dengan adanya doping, citra olahraga yang sebenarnya tidak akan tampak, serta dengan adanya doping menunjukkan bahwa tidak adanya jiwa sportifitas di dalam pemakainnya. Jadi jika menyelaraskan hal ini dengan filsafat, filsafat dapat dijadikan sebagai acuan dari berbagai hal. Karena arti filsafat itu sendiri adalah “ cinta akan kebijaksanaan”.

0 komentar:

Posting Komentar

SHACTI BLOG'S © 2008 Template by:
SkinCorner